Senin, 11 November 2013

salam lestari



Wahai kawan. Tidaklah mudah menjadi pendaki, terlebih
dengan banyaknya anggapan miring dengan kegiatan ini.
Apalagi yang menyangkut kematian, yang tampaknya lebih
dekat dengan para pendaki. Lihatlah! Berulang kali tersiar
kabar tentang pendaki yang tewas di gunung. “Mati muda
yang sia-sia…” Begitulah komentar orang-orang saat melihat anak muda harus digotong dalam kantung jenazah oleh tim
SAR. Padahal soal kematian siapa yang tahu? Mau di gunung
atau di kamar tidur, semua bisa saja mati. Di gunung itu
hanya salah satu dari sekian banyak alternativ suratan takdir
manusia. Kalau ajal sudah waktunya, siapapun akan mati. Tak
peduli tempat dan kondisinya.

Kawanku. Jika selalu ketakutan dengan kematian, maka tidak
mungkin sejarah mencatat bagaimana gagahnya Ibnu Batutah
atau juga Marcopolo dan Columbus dalam menjelajahi dunia.
Bagaimana pula kehidupan ini bisa berjalan lebih baik bila para
penemu pesawat terbang takut dengan ketinggian? Di
gunung, di puncaknya, dimana kaki ini bisa berpijak, terdapat tempat yang penuh kedamaian. Seseorang pun akan merasa
dekat sekali dengan Tuhan, sehingga menundukkan kepala
untuk bersujud dengan hatinya sekaligus. Disana pula
pembuktian diri, tentang sebatas mana kita bertekad. Tentang
bagaimana kita bisa melepaskan keegoisan diri dan sifat manja,
menjadi seorang yang mandiri dan percaya dengan kemampuan diri sendiri. Bahkan kita pun akan tahu alasannya
mengapa kita hidup dan tujuan kita hidup di dunia ini.

Rasa cemas, takut, letih dan bosan memang ada selama di
perjalanan. Tetapi jika kita memandang ke atas, melihat
puncaknya, seolah-olah terlihat jelas semua harapan dan
kebahagiaan yang menanti. Gunung itu memang tinggi,
jalurnya terkadang ekstrim dan jurangnya pun sangat dalam,
tetapi selain itu ia sangat ramah dan membiarkan dirinya diinjak-injak oleh kaki manusia. Ada banyak luka lecet di
tangan, ada kram otot, ada kelelahan yang sangat di kaki, ada
napas yang terasa sesak dan jantung yang rasanya mau
pecah, ada rasa haus yang mencekik, dan ada pula tanjakan
tinggi yang seolah-olah tak pernah ada habisnya. Namun
semua itu akan segera terbayar lunas ketika telah tiba di puncaknya. Semua pengorbanan itu tak sepadan dan tak ada
artinya lagi, ketika kedua kaki bisa berdiri di puncak
tertingginya...

Kamis, 24 Oktober 2013

Sekilas Tentang ATPA


ATPA (Anak Tehnik Pecinta Alam)



Taukah Anda bahwa organisasi pecinta alam hanya ada di Indonesia?
Sejarah tentang kelompok Pecinta Alam, terutama yang ada kaitannya dengan upaya pelestarian alam, sudah tercatat sejak tahun 1912, dengan terbentuknya De Nederlandsh Indische Vereneging Tot Natuur Rescherming. Namun istilah "Pecinta Alam" pertama kali diperkenalkan oleh Mapala Universitas Indonesia pada tahun 1975. Sudah lama juga ya sob.

Banyak organisasi pecinta alam diseluruh Indonesia. Salah satu contahnya adalah ATPA (Anak Tehnik Pecinta Alam). 

Atpa merupakan suatu organisasi pecinta alam di SMKN 2 PENGASIH, tepatnya di Jl. KRT. Kertodiningrat Margosari Pengasih Kulon Progo. Organisasi ini didirikan di Kulon Progo pada tanggal 29 Maret 2004 dan diresmikan pada tanggal 4 Juli 2004 di Gunung Sumbing. Wuih keren ya, meresmikannya aja di Gunung Sumbing. Adventure banget... :-)

Kegiatannya beraneka ragam lho, mulai dari di dalam ruangan sampai ke luar ruangan. Tapi kebanyakan kegiatannya di luar ruangan, maklum namanya juga pecinta alam.

Buat temen-temen yang ngaku Pecinta Alam harus sayang lingkungan ya. Soalnya alam yang kita tempati ini hanya titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita lestarikan.

Sering juga kan kita melihat katanya pecinta alam tetapi mereka malah melakukan hal-hal yang dapat merusak alam, contohnya : Buang sampah sembarangan dan hal-hal lain yang dapat merusak alam.







* KEEP CLEAN THIS WORLD *





# Hukum Alam lebih kejam daripada Hukum Manusia

Organisasi Ku

Banggalah Jadi Anak Pecinta Alam :-)


Pelantikan ATPA

SEMANGAT

Semangat adalah sebuah gunung berapi, dimana di atas puncaknya tidak bisa tumbuh rumput keraguan.
Zeal is a volcano, the peak of which the grass of indecisiveness does not grow.

Rabu, 23 Oktober 2013

KEPECINTAALAMAN

A. PENGERTIAN PECINTA ALAM
Berbicara tentang pecinta alam adalah hal yang sangat komplek, karena menyangkut hal-hal yang sulit memberi batasan pengertiannya. Meskipun demikian, bila dilandasi dengan etika yang baik dalam hal yang dapat diperbuat. Pecinta alam berasal dari kata “cinta” dan “alam”. Walaupun belum tentu semua pihak menerima, paling tidak upaya telah dicobakan. Motivasipun beraneka ragam, ada yang sekedar rileks, ada yang sengaja ingin menambah wawasan agar lebih mempertebal rasa yakin dan percaya kepada Tuhan, ada yang untuk penelitian dan banyak lagi.

Upaya manusia untuk memahami gejala alam bermula sejak manusia merasakan alam sebagai pemuas kebutuhannya. Alam tidak pernah menentang manusia, alam dapat berkembang tanpa manusia, apakah mungkin bisa sebaliknya? Sebenarnya apabila seseorang telah berhasil mencapai puncak sebuah gunung, menerjang gelombang, melintasi padang pasir, menembus rimba atau menerobos goa ia sama sekali tidak menaklukkan alam tetapi sebenarnya ia menaklukkan diri sendiri baik kelemahan jasmani maupun rohani.

Mencintai alam bukan hanya sekedar mengagumi. Mencintai alam mengandung arti merasa kagum, hormat, mengambil manfaat dari apa yang ada di alam dengan memperhatikan untung ruginya baik bagi alam maupun lingkungan sekitarnya, perasaan dan niat untuk memelihara, niat untuk memperbaiki juga mempertimbangkan keharmonisan hubungan hubungan manusia dengan alam.


Selasa, 22 Oktober 2013

Materi REPLING & PRUSIKING


1. PRUSIKING
   Prusik (diucapkan "prʌsɪk") adalah halangan gesekan atau simpul yang digunakan untuk meletakkan tali kecil di sekitar loop tali, diterapkan dalam pendakian, canyoneering, mountaineering, caving, penyelamatan tali, dan oleh arborists. Dalam kegiatan di alam biasanya diartikan sebagai sebuah kegiatan menaiki atau memanjat sebuah tali (carmantel) dengan bantuan dua buah tali kecil (prusik) beserta peralatan yang mendukungnya,terserah anda mendeskripsikan prusiking intinya menaiki tali dengan prusik, hehe... Adapun seni dalam prusiking itu bermacam-macam. Dalam perlombaan ada beberapa jarak ketinggian yang di tentukan.

2. OPER CARABINER


Disini biasanya kesulitannya para pemula. Oper carabiner adalah kegiatan mengganti posisi dari keadaan naik sekarang di haruskan turun dengan cara mengoper/mengganti tempat carabiner yang mula mula terpasang di prusik sekarang harus di lepaskan dan menggantinya pada sebuah figur dan melepas semua prusik. Bagi pemula kegiatan ini menyusahkan. Dalam lomba kegiatan ini biasanya yang menentukan barang siapa yang bisa cepat mengoper akan menang karena kecepatan memanjat biasanya rata-rata pada pendaki. Adapun seni / cara mengoper ada bermacam-macam mulai dari yang sederhana sampai yang exstrim dengan langsung melepas prusik, kemudian repling.
     

3. REPLING
   Repling adalah kebalikan dari prusiking, kalau prusik keatas sekarang kebawah dengan bantuan figur dari sebuah ketinggian. Dalam repling juga ada beberapa seni mulai dari yang biasa duduk sampai yang kepala di bawah atau yang seperti para pak tentara tentara.




ALAT-ALAT KERNMANTEL,WIBING,KARABINER,ANGKA8,KAOS TANGAN,TALI PRUSIK. 

Cara memasang wibing adalah dengan cara :
1.pertama atur terlebih dahulu panjang tali jiwa atau wibing tersebut supaya sama panjangnya
2.kita harus mengikatkan pada pinggang kita
3.selipkan kedua pangkal paha dari depan ke belakang

Cara praktek prusiking [naik pada tebing]adalah :
1.kita harus pasang wibing dengan benar agar keselamatan terjamin
2.pasang tali frusik pada karmantel
3.setelah itu kita harus pasang karabirskru pada weabing dan tali frusik pada bagian atas
4.setelah itu mulailah memanjat dengan cara [1].naikkan tali frusik bagian atas. [2].setelah itu naikkan tali frusik bagian bawah dan injak lalu kita naik ke atas. [3].kita harus melakukan dengan berulang-ulang. jika kita melakukan penurunan kita harus melalui langkah-langkah berikut tetapi agak berbeda dengan cara naik ke atas,weabing tali jiwa di pasang terlebih dahulu kemudian sneep di masukkan ke tali jiwa,angka8 dimasukkan kekernmantel, kemudian di masukkan ke sneep. lalu kita coba setelah ki mau turun posisi badan harus dengan jongkok dan posisi tangan tangan kita yan sebelah kanan berada di belakang sedangkan tangan kiri kita berada di depan lalu kita turun tapi sebelum kita turun haru baca doa terlebih dahulu.. :-)

carabiner non screw

Kernmantel

Carabiner screw
Webing


Figure 8

Untuk kawan-kawan yang belum mencoba repling dan prusiking maupun oper carabiner dapat mencoba dengan teman yang sudah bisa ya, dan ingat jangan mencobanya sendiri.
Dijamin asik dan bikin ketagihan deh, Keep Smile & Spirit :)



*GOOG LUCK*

Materi MOUNTAINEERING

MOUNTAINEERING

Secara bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung. Ruang lingkup kegiatan Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Hill Walking/Hiking

Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.

Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya, scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.

Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing! Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, sling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat! Ouhhh…

Nah, tentu saja mountaineering ini cukup menantang untuk digeluti… selain wahana kegiatannya yang berada di daerah ketinggian pegunungan yang diwarnai dengan tebing lembah, ngarai, ceruk, sungai, dan panorama tiada tara, untuk melakoni mountaineering ini tentu saja dibutuhkan kesiapan fisik yang mantap.

Secara garis besarnya untuk melakoni mountaineering pastikan tubuh kalian dalam kondisi sehat, fit, dan stamina oke. Untuk itu olahraga teratur sangat mutlak. Selain itu, kau harus bebas dari semua phobia akan hal-hal yang berkaitan dengan tempat-tempat tinggi dan punya kesiapan rencana yang mantap!

Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air), sepatu gunung, pakaian gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas, altimeter, pisau, korek, senter, alat tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus mountaineering seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt, webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level kegiatannya.

2. Climbing

Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau tebing. Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.
Di dalam arti yang sebenarnya memang climbing itu panjat tebing. Tetapi banyak pula orang mengartikan bukan hanya panjat saja dalam kegiatan climbing ini melainkan juga Repling (turun tebing), Pursiking (naik tebing dengan menggunakan tali pursik) dan lain-lain.
Biasanya orang melakukan pemanjatan tebing ini dilakukan dengan konsentrasi yang tinggi, kekuatan tangan, kekuatan kaki, keseimbangan tubuh dijadikan tolak ukur dalam melakukan pemanjatan ini. Panjat tebing bukan hanya di alam tetapi kita bisa di tebing buatan (woll-climbing).
Dalam divisi climbing ini sangatlah mengharapkan peran lembaga STTA dalam melancarkan kegiatannya, yaitu adanya pembuatan woll-climbing. Didalam pembuatan wool-climbing memang memerlukan dana yang cukup besar. Maka dari itu Palastta mengharapkan kerjasama dari pihak manapun untuk dapat bekerja sama dalam pembuatan wool-climbing ini.

3. Rock Climbing

Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.

4. Ice and Snow Climbing

Ice and Snow Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.

ALAT CLIMBING

1. Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.
Ada dua macam tali pendakian yaitu :
  • Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling.
  • Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok (merah, jingga, ungu).
2. Carabiner
Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner :
  • Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
  • Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
3. Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain :
- sebagai penghubung
- membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
- Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
- Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.


4. Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau rappelling.

5. Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.

6. Harnes / Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis hernas :
  • Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
  • Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.
    Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.
7. Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
  • Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.
  • Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot. Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.
8. Anchor (Jangkar)
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :
  • Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing, tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.
  • Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-lain.

Nah itu tadi sekilas materi tentang mountaineering dari saya, mungkin kurang lengkap. Kalau kawan-kawan ada yang ingin mengomentari dan ingin menambahkan saya persilahkan sob.



* KEEP SMILE & SPIRIT :) *

Materi CAVING


SEKILAS TENTANG CAVING





     



Gua adalah bentuk alam yang tidak berdiri sendiri, tetapi terdapat struktur alam yang 

melingkupinya, ilmu yang mempelajari hal tersebut adalah Speleologi. Speleologi diambil dari kata yunani ; yakni, SPELION yang berarti gua, dan LOGOS yang berarti ilmu. Jadi Speleologi adalah ilmu yang mempelajari gua dan lingkungan. Lingkungan tersebut dapat berupa batu gamping, batu pasir, aliran lava yang membeku, batu garam, batu gips, gletser,es, dsb.

Sejak beberapa ratus tahun yang lalu gua telah di selidiki, terutama di Jerman dan Prancis, namun baru pertengahan abad ke-19 dijadikan obyek yang serius yang lebih di kenal dengan nama speleologi.


SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

Manusia mulai menelusuri gua sejak 200 tahun yang lalu. Eksplorasi pertama yang tercatat dalam sejarah oleh Louis Marsalliers dengan meneruni gua vertical Fairies di Languedoc, Prancis pada tanggal 15 juli 1780. Kemudian pada tanggal 27 juli 1888 Eduard Alfred martel, ahli hukum dari Paris mengikuti jejak Marselliers. Namun kali ini direncanakan lebih matang dengan menggunakan peralatan yang lebih lengkap, diantaranya perahu kanvas, katrol, tangga gantung. Bahkan telepon digunakanya dalam tanah. Usaha ini dianggap revolusi di dalam bidang penelusuran gua, sehingga ia di sebut Bapak Speleologi modern.


Dapat dimengerti bahwa dunia gelap abadi yang penuh bahaya, seram dan asing, didukung dengan gemerciknya air, gema suara dan jatuhnya batu-batuan, gemuruhnya air terjun yang tidak terlihat, menganganya lantai yang menjadi jurang yang tidak terukur dalamnya, menyempitnya lorong secara mendadak, semua ini akan menimbulkan pengaruh emosional yang kuat bagi penjelajah gua yang awam, di zaman modern sekalipun. Tapi mengapa penelusuran gua yang mereka masuki tidak ada ujungnya ? Mengharap belokan yang mereka masuki belum pernah di lihat orang sebelumnya. Itulah kepuasaan yang tidak terjawab bila lampu yang di bawanya menyoroti teka-teki alam gelap yang menakjubkan.

SEJARAH PERKEMBANGAN SPELEOLOGI DI INDONESIA

Di Indonesia speleologi relative sangat mudah dibandingkan dengan science yang lain. Dan juga merupakan kegiatan alam yang masih baru, jika di bandingkan dengan kegiatan petualangan yang lain. Speleologi baru berkembang sejak tahun 1980-an, dengan berdirinya sebuah klub dengan nama “ SPECAVINA “ yang didirikan oleh NORMAN EDWIN (alm) dan Dr. R.K.T. Ko Ketua HIKESPI sekarang. Namun karena ada perbedaan prinsip dari keduanya maka terpecah menjadi himpunsan yang berbeda aliran :

Norman Edwin mendirikan klub yang di beri nama “ GARBA BUMI “. Klub yang didirikan Norman Edwin berkiblat ke Petualngan, olah raga, publikasi. Garba Bumi berpusat di Jakarta.

Dr.R.K.T. Ko pada tahun 1984 mendirikan dengan sifat yang berbeda, yang merupakan satu Himpunan yang bernama “ Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI) “. Himpunan ini bertujuan : ilmiah, penelitian, konservasi, dll. HIKESPI berpusat di Cisarua Bogor.


Dalam perkembangannya, Ilmu Speleologi memiliki hubungan yang erat dengan ilmu lain diantaranya :
- Geomorfologi
- Klimatologi
- Hidrologi
- Geologi
- Biologi
- Antropolgi
- Arkheologi
- Palentologi.

PERMINTAKAT GUA

Berdasrakan intensitas cahaya, morfologi gua, dan kedalamannya, gua di bagi menjadi 4 mintakan /zona/daerah, yaitu :

1. Mintakat/zona terang, terdapat di mulut gua.

2. Mintakat/ zone senja (twiligt zone), dengan ciri-cirinya :
- Cahaya remang
- Suhu berfluktuasi

3. Mintakat peralihan, dengan ciri-cirinya :
- Gelap
- Suhu berfluktuasi

4. Mintakat gelap abadi, ciri-cirinya :
- Gelap total
- Suhu constant.
- Kelembaban constant.


Lingkungan inipun bagi organisme gua masih di stratifikasikn secara vertical menjadi :
- Lantai gua
- Dinding gua
- Atap gua.

Jenis organisme di kategorikan bersifat sesuai media hidupnya, yang tergolong :
- Organisme avia fauna : Paling leluasa berpindah tempat
- Organisme aqua fauna : Masih dapat berpindah tempat secara leluasa, terutama bila gua tersebut di jumpai adanya aliran air, atau saat dilanda banjir.
- Organisme Terestrial fauna : Paling terikat habitatnya karena dibatasi oleh lantai, dinding, atap gua juga genangan air.

Pembagian ini sangat penting bagi para peminat biospeologi karena artinya mengungkapkan tabir system ekologi yang berlaku bagi organisme itu.


TEKNIK DALAM PENELUSURAN GUA

1. Gua Horisontal

Medan pada gua horizontal sangat bervariasi, mulai dari lorong kering yang sangat mudah ditelusuri, sampai dengan lorong yang sangat membutuhkan teknik yang khusus untuk dapat melewatinya.

Lumpur
Lorong yang berlumpur dapat dilewati dengan mudah kalau Lumpur tersebut tidak terlalu tebal, tetapi dalam ketinggian Lumpur sampai di lutut atau bahkan sampai setinggi perut kita tidak dapat dengan mudah melaluinya, kita harus dapat bergerak seperti berenang. Dengan posisi ini kita akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga.

Air.
Untuk lorong yang berair kita harus mengetahui seberapa dalam airnya. Kadang kita harus berenang di dalam gua. Yang harus diingat berenang di dalam gua sangat berbeda dengan berenang di kolam renang, Karena di dalam gua kita menggunakan pakaian lengkap dengan sepatu lapangan bahkan kadang kala kita harus membawa perlengkapan seberat 10 kg.

Dalam kondisi ini pemakaian pelampung sangat berguna, selain untuk menghemat tenga juga memudahkan dalam bergerak. Untuk gua yang airnya sangat panjang, melewatinya dapat di gunakan perahu karet. Ada lagi lorong yang hampir di penuhi dengan air, hanya sedikit ruangan yang tersisa. Untuk melewati lorong seperti ini kita harus melakukan DUCKING yaitu kepala mengadap ke atas (tengadah keatap). Kadang–kadang kita melakukan ducking ini sambil jongkok bahkan dengan berbaring, apabila badan kita tidak dapat masuk seluruhnya.
Climbing
Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita menjumpai air terjun ataupun lorong lain yang terletak di atas. Untuk dapat melanjutkan penelusuran kita harus memanjat, seperti menggunakan pengaman sisip, bor tebing untuk pemasangan lintasan.

Gua Tertutup Air.
Satu-satunya cara untuk melewati Sump adalah dengan melakukan diving (selam), dengan set diving atau free diving.

2. Gua Vertikal

BiasTanya untuk penelusuran gua vertical digunakan system SRT. SRT (Single Rope ecnique) yaitu teknik untuk melintasi lintasan vertical yang berupa satu lintasan tali. Teknik ini mengutamakan keselamatan dan kenyamanan saat melintasi tali.

Ada beberapa macam system SRT yang biasa digunakan orang :

1. Texas system
Menggunakan 2 hand Ascender yang dihubungkan dengan Cowstail yang ujung pendek di posisi bawah di tambah foot loop, sedangkan yang lain dilewatkan ke dalam penyambung chest harness dan dipegang tangan.

2. Frog Rig System
Sistem ini sering di sebut dengan sit and stand system, karena saat meniti tali digerakan seperti orang berdiri lalu duduk, sampai saat ini cara ini paling banyak digunakan karena kenyamanan, keamanan dan kecepatan.

Selain system tersebut masih ada lagi system yang lain, seperti :

- System Rope Walker
- Michele System
- Floting cam Sistem
- Jummar system

Lintasan Vertikal

Ada beberapa macam variasi lintasan yang dapat kita temui :

1. Intermediate

Lintasan ini bertujuan untuk menghindari friksi pada dinding gua dengan membuat anchor pada titik gesekan. Dengan kata lain intermediate adalah stasiun tali utama yang kedua. Karena kita tidak mungkin melakukan ascending, yang dikawatirkan tali utama akan mengalami friksi yang sangat, dengan dinding gua. Berarti disini kita akan pindah lintasan ke tali utama yang kedua.

Caranya seperti berikut.
1. Pasang Cowstail pendek pada anchor, pada saat posisi descender sejajar dengan anchor.
2. Turunkan lagi sampai beban badan ada pada cowstail pendek.
3. Pasang cowstail pada hanging belay, buka ascender yang sudah bebas beban.
4. Pasang tali bawah pada descender, jangan lupa membuat posisi terkunci pada descender.
5. Buka cowstail pendek, caranya dengan berdiri pada foot loop.
6. Buka kunci dan lanjutkan Ascending.

2. Deviasi

Lintasan ini juga untuk menghindari friksi tali dengan dinding gua dengan menarik tali ke arah luar dari titik gesekannya.

Deviasi berfungsi hampir sama dengan intermediate, hanya dalam deviasi tidak bisa di kenakan beban tubuh kita, karena hanya berfungsi sebagai pengaman tali agar tidak friksi dengan dinding gua. Adapun teknik descending adalah sebagai berikut :

- Kunci descender pada saat descender menekan runner.
- Pasang Cowstail pada runner.
- Buka runner dan pasang di atas descendeer dan lanjutkan dengan ascending.

3. Lintasan Sambungan Tali

Rintangan ini berupa simpul yang menyambung 2 buah tali pada satu lintasan vertical.

Hal ini sering kali kita jumpai pada saat melakukan penelusuran gua bila tali utama tidak cukup sampai ke dasar, kita harus menyambung tali. Cara ascending melalui sambungan tali adalah sebagai berikut :

1. Pasang Cowstail pada safety loop figure of eight knot.
2. Pindahkan foot loop Jummar ke tali atas sambungan.
3. Buka descender dan pasang tali bawah ke descender dan buat poisi mengunci.
4. Buka croll dengan bantuan foot loop.
5. Lanjutkan dengan descending setelah melepas Cowstail dan foot Loop jummar


PERALATAN PENELUSURAN GUA


Peralatan Pribadi (Personal Equipment)
Adapun yang termasuk peralatan pribadi adalah :

1. Helm Speleo
Helm ini dirancang mampu menahan jatuhan dari berbagai sisi tertentu dan ketinggian tertentu. Pada bagian depan terdapat tambahan peralatan yang berfungsi sebagai alat penerangan.

2. Boom (Generator Karbit/Lampu Karbit)
Alat yang berupa tabung yang dihubungkan ke helm. Terdiri dari 2 bagian, tabung atas berguna untuk menampung air, yang dilengkapi dengan regulator, saluran gas dan tempat pengisian air. Tabung bawah di gunakan untuk mengisi karbit.

3. Alat Penerangan
- Elektrik : senter, head lamp
- Non Elektrik : karbit, lilin.


4. Cover All (Baju Lapangan).
Adalah sebuah pakaina khusus untuk penelusuran gua. Pakaian ini pada bagian atas dan bawah tersambung, bagian atas berlengan panjang. Terbuat dari parasut yang tidak terlalu tebal dengan bagian yang sering mendapatkan gesekan di buat dengan bahan yang lebih tebal.

5. Sepatu
Sepatu yang biasa digunakan adalah sepatu karet dan sepatu yang biasa digunakan oleh militer.

6. Sarung Tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari panas karena gesekan tali, maupun dari gesekan dinding gua yang tajam dan kasar.

7. Pelampung
Digunakan pada penelusuran gua-gua berair.

8. Masker
Digunakan untuk menghindari/mengurangi terhirupnya gas-gas dan bahan-bahan beracun yang kita temui di dalam gua.

9. Peralatan SRT
Peralatan ini menjadi peralatan pribadi untuk efisiensi tenaga dan efektifitas penelusuran, Karena beberapa peralatan harus disesuiakan dengan ukuran tubuh kita. Dalam satu set SRT terdiri dari :

10. Seat Harness
Digunakan untuk mengikat tubuh yang dipasang pada pinggang dan paha anda

11. Ascender
Digunakan untuk naik atau memanjat lintasan tali. Dibedakan menjadi hand ascender, dipegang tangan dan chest ascender diikatkan di dada. Macamnya :
- Hand jummar
- Croll
- Basic jummar
- Jumar

12. Descender
Digunakan untuk menuruni lintasan tali. Macamnya :
- Capstand, terdiri dari dua jenis, yaitu ; simple stop (bobbin/non auto stop) dan auto stop.
- Racks, ada dua model, yaitu open dan close racks.
- Figure Of Eight.
- Millon Rapid (MR), ada 3 macam, yaitu :
- Delta MR, digunakan untuk menyambung 2 seat harness.
- Semi Circular MR, digunakan untuk menyambung seat harness.
- Oval MR, digunakan untuk menyambung chest ascender dengan delta MR atau semi circular MR.
- Chest Harnest. Digunakan untuk mengikatkan seat harness dengan dada.
- Cowstail. Dibuat dengan tali dinamik yang disimpul dengan salah satu ujung tali lebih pendek. Tali yang pendek digunakan sebagai pengaman/tambatan pengaman, sedangkan yang panjang dihubungkan dengan Hand Ascender dengan tubuh.
- Foot Loop. Digunakan sebagai pijakan kaki dan dihubungkan dengan ascender.


Peralatan Team (Team Equipment)
Adapun yang termasuk peralatan team adalah sebagai berikut :

1. Carmantel Rope
Tali yang digunakan hampir sama dengan yang digunakan dalam panjat tebing, namun yang paling baik adalah tali static.

2. Carabiner
Digunakan sebagai alat pengait. Carabiner mempunyai beberapa macam bentuk sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Macam-macam Carabiner :
- Carabinner Screw Gate
- Carabinner Oval
- Carabiner Non Screw Gate
- Delta Carabiner

3. Webbing
Digunakan untuk pemasangan tambatan.

4. Ladders
Atau sering di sebut tangga tali, biasanya terbuat dari kawat baja atau dari tali dengan diameter tertentu. Digunakan pada pitch pendek dengan bentuk lintasan over hang.

5. Padding
Digunakan untuk melindungi tali dari gesekan. Biasanya diguakan dari bahan terpal yang kuat menerima gesekan.

6. Rope Protector
Digunakan sebagai alas tali untuk menghindari gesekan.

7. Pengaman Sisip
Pengaman yang digunakan untuk membuat tambatan.
Macamnya sebagai berikut :
- Chock Stopper
- Hexentrik
- Friend
- Jummer Knot
- Bolts
- Paku Piton
- Cok ston
- Hanger

8. Peralatan Lainnya.
- Driver
- Spit
- Hammer
- Pulley
- Hammer
- Tacket Bag
- Bombement Deviatur
- Roll Medule


TEKNIK-TEKNIK PENAMBATAN TALI

Sering kita kesulitan menentukan daerah dan menentukan point untuk penambatan tali. Hal-hal yang perlu di perhatikan untuk penambatan tali :

1. Cari daerah yang mudah untuk start untuk turun.
2. Cek dulu point yang akan dijadikan tambatan.
3. Tambatan tali utama harus di beck up.
4. Tali utama harus diberi ganjalan agar tida friksi dengan dinding gua.


Point yang bisa digunakan untuk penambatan tali :
1. Batu-batuan sekitar mulut gua.
2. Pohon-pohon sekitar mulut gua
3. Apa saja yang kita anggap kuat untuk tambatan.


DERAJAT KESULITAN GUA

Hal ini penting sekali, karena kita dapat melihat kemampuan yang kita miliki, apabila kita tidak mampu hendaknya tidak memaksakan diri.

Klasifikasi derajat kesulitan gua :
1. Mudah.
Lorong horizontal, plafon tinggi, lorong tunggal.
2. Sedang.
Lorong horizontal, bercabang dan ada bagian lorong yang sempit, plafon agak rendah dan dialiri air yang dapat diarungi tanpa berenang.
3. Sulit.
Lorong vertical dan horizontal tidak lebih dari 20 m, bercabang pada bagian sempit, palfon rendah, air tenang dan agak sedikit berenang.
4. Sangat Sulit.
Lorong-lorong vertical lebih dari 20 m, harus berenang dengan arus agak berat, dan jeram 5 m tinggiya.
5. Luar Biasa.
Harus melalui jeram dan arus deras lebih dari 5 m tingginya.
6. Bahaya.
Adanya lorong-lorong penuh racun, sifon-sifon yang harus dilalui dengan teknik selam gua (cave dinving).


PENCEGAHAN KECELAKAAN

Pada dasarnya keselamatan penelusuran gua tergantung pada dirinya sendiri. Tindakan prefentif, ketramplan dan kesehatan fisik merupakan syarat mutlak. Untuk lebih mudah diingat di buatkan ringkasan sebagai berikut :
K = Kemana anda memasuki gua, beri tahu kepada orang dekat anda, kapan pergi, kemana dan kapan pulang.
E = Empat orang adalah jumlah minimal dalam penelusuran gua
A = Alat yang dibawah harus memadai dan menguasai penggunaannya.
M = Membawa 3 sumber cahaya lengkap dengan cadangannya.
A = Ajak selalu orang yang berpengalaman dan mengerti lingkungan dan berwibawa.
N = Nafas sesak dan tersengang itu tandanya banyak gas CO2, dan segera tinggalkan.
A = Akal sehat dan ketrampilan serta persiapan yang matang menjadi pegangan, bukan adu nasib dan nekat.
N = Naluri yang ada di kembangkan, karena itu factor pengalaman yang paling ampuh.


ETIKA DALAM PENELUSURAN GUA

Setiap penelusur gua menyadari bahwa gua merupakan lingkunagn yang sangat sensitive dan mudah tercemar. Karenanya penelusur gua harus :
- Tidak mengambil sesuatu kecuali potret.(take nothing but picture)
- Tidak meninggalkan sesuatu, kecuali meninggalkan jejak.( Leave nothing but footprint)
- Tidak membunuh sesuatu, kecuali waktu.(Kill Nothing but Time)

Setiap penelusur gua sadar, setiap bentukan alam di dalam gua di bentuk dalam kurun waktu RIBUAN TAHUN. Setiap usaha merusak gua, mengambil/memindahkan sesuatu di dalam gua tanpa TUJUAN JELAS dan ILMIAH SELEKTIF, akan mendatangkan kerugian yang tidak dapat di tebus.

Setiap penelusur gua dan menelitinya, dilakukan oleh penelusur gua dengan penuh RESPEK, tanpa menggangu dan mengusir biota di dalam gua.

Setiap penelusur gua menyadari bahwa kegiatan SPELELOLOGI, baik dari segi olah raga, segi ILMIAH BUKAN MERUPAKAN USAHA YANG PERLU DIPERTONTONKAN DAN TIDAK BUTUH PENONTON.

Dalam hal penelusuran gua, para penelusur harus bertindak sewajaranya. Penelusur gua tidak memandang rendah ketrampilan dan kesanggupan sesama penelusur. Sebaliknya seorang penelusur gua akan dianggap melanggar etika, memaksakan dirinya melakukan tindakan-tindakan di luar kemampuan fisik dan tekniknya, serta kesiapan mentalnya.

Respek terhadap sesama penelusur gua, ditunjukan setiap penelusur gua dengan cara :
- Tidak menggunakan bahan/peralatan, yang ditinggalkan rombongan lain, tanpa ijin mereka.
- Tidak membahayakan penelusur lainnya, seperti melempar ke dalam gua, bila ada orang di dalam gua, MEMUTUSKAN/MENYURUH memutus tali yang sedang digunakan rombongan lain.
- Tidak menghasut masyarakat di sekitar gua untuk menghalangi/melarang rombongan lain memasuki gua, karena tidak satupun gua di Indonesia milik perorangan, kecuali gua tersebut di beli yang bersangkutan.
- Jangan melakukan peneletian yang sama, apabila ada rombogna lain yang diketahui sedang melakukan penelitian yang sama dan MEMPUBLIKASIKAN NYA MEDIA MASSA/MEDIA ILMIAH.
- Jangan gegabah mengangap anda penemu sesuatu, kalau anda belum yakin tidak ada orang lain, yang telah menemukan pula sebelumnya, dan jangan melaporkan hal-hal yang tidak benar demi SENSASI dan AMBISI PRIBADI, KARENA HAL INI BERARTI membohongi diri sendiri dan DUNIA ILMU SPELEOLOGI.
- Setiap usaha penelusuran gua merupakan usaha BERSAMA. Bukan usaha yang dicapai sendiri. Karenanya, setiap usaha mempublikasikan suatu hasil penelusuran gua, tidak boleh dengan cara MENONJOLKAN PRESTASI PRIBADI.
- Dalam suatu publikasi, jangan menjelek-jelekan sesama penelusur. Walaupun si penelusur itu mungkin berbuat hal-hal yang negative, kritik sesama penelusur


KEEP SPIRIT & SMILE ;-)
Kebersamaan It's Okay


SALAM LESTARI !!!




                                




\




*(Hukum Alam Lebih Kejam dari Hukum Manusia)

Senin, 21 Oktober 2013

My Adventure's

Petualang Sejati Bersama Organisasi Pecinta Alam ATPA SMK N 2 Pengasih











Caving To Goa Suplawan
                                             


 Nih foto2 diatas merupakan foto bersama dua arca suami istri yang asal mula arca itu kecil..
lebih jelasnya nih saya kasih foto lg :-)


HIKING & CAVING TO GOA ANJANI

 Goa Anjani Terletak Di Dekat Goa Kiskendo tapi masih ke arah barat, (dekat perbatasan Kulon progo dengan Purworejo).
Acara Hiking & caving tersebut merupakan salah satu kegiatan tahunan ATPA (Anak Tehnik Pecinta Alam) bersama siswa SMK N 2 Pengasih loh :-)

Mulut Goa Anjani



   Di dalem gua tempatnya agak Luas tapi Banyak jurangnya, Goa ini juga Masih asri dan sering terjadi longsor. Pasti selalu was was kalo di dalem goa :-)
Stalaktit nya juga keren2 sob :-)
Bervariasi pula !!
\




Butuh Perjuangan Sob buat ngelewatinnya :-)
Seru abis..!!!

'



                                  Pendakian Ke Gunung CINTA (MERBABU)

Pertama kalinya juga saya mendaki gunung :-)
Tak Menyangka bisa mencapai puncaknya !!
Modal Mental ATPA Kami BISA :-)

Puncak Merbabu



SABANA 



Kami Juga Bertemu Dengan  Banyak Pecinta Alam lain Saat Sampai Puncak Merbabu :-)
Saat bongkar tenda nih..





Masih Banyak orang yang Beranggapan Bahwa  kita sudah dapat Menaklukkan puncak Gunung!!
Bahkan, makna sebenarnya adalah untuk menahlukkan diri kita sendiri :-)
Bukan menahlukkan gunung yang penuh tantangan :-)

Bersama ATPA Kami BISA :-)


Sebenernya masih banyak lagi, namun sementara ini dulu ya gan, :-)
Jangan pernah menyerah untuk menggapai cita-citamu kawan !
Setiap ada KEMAUAN pasti Ada JALAN :)


#maklummasihnewbie








*Hukum Alam Lebih Kejam Dari Hukum Manusia*