A. PENGERTIAN PECINTA ALAM
Berbicara
tentang pecinta alam adalah hal yang sangat komplek, karena menyangkut
hal-hal yang sulit memberi batasan pengertiannya. Meskipun demikian,
bila dilandasi dengan etika yang baik dalam hal yang dapat diperbuat.
Pecinta alam berasal dari kata “cinta” dan “alam”. Walaupun belum tentu
semua pihak menerima, paling tidak upaya telah dicobakan. Motivasipun
beraneka ragam, ada yang sekedar rileks, ada yang sengaja ingin menambah
wawasan agar lebih mempertebal rasa yakin dan percaya kepada Tuhan, ada
yang untuk penelitian dan banyak lagi.
Upaya manusia untuk memahami
gejala alam bermula sejak manusia merasakan alam sebagai pemuas
kebutuhannya. Alam tidak pernah menentang manusia, alam dapat berkembang
tanpa manusia, apakah mungkin bisa sebaliknya? Sebenarnya apabila
seseorang telah berhasil mencapai puncak sebuah gunung, menerjang
gelombang, melintasi padang pasir, menembus rimba atau menerobos goa ia
sama sekali tidak menaklukkan alam tetapi sebenarnya ia menaklukkan diri
sendiri baik kelemahan jasmani maupun rohani.
Mencintai alam bukan hanya
sekedar mengagumi. Mencintai alam mengandung arti merasa kagum, hormat,
mengambil manfaat dari apa yang ada di alam dengan memperhatikan untung
ruginya baik bagi alam maupun lingkungan sekitarnya, perasaan dan niat
untuk memelihara, niat untuk memperbaiki juga mempertimbangkan
keharmonisan hubungan hubungan manusia dengan alam.
Sebernarnya siapakah pecinta alam itu? Meraka yang tentara atau pramuka, atau mereka yang suka naik gunung ? mereka melihat aktifitasnya semua di tengah alam. Pengertian tentang sumpah prajurit dan sapta marga, pengertian akan dasa darma pramuka, pengertian tentang kode etik pecinta alam. Dilihat dari segi tatakarma yang di anut sudah timbul perbedaan apalagi dari segi tujuan yang ingin dicapainya. Perlu diingat pada dasarnya semua kegiatan memiliki tujuan. Seorang tentara dalam aktifitasnya tidak pernah lupa semboyan sedia. Sekarang kita mencoba melihat bagaimana seorang pecinta alam bergiat di tengah alam. Seorang berjalan di hutan, gunung, tebing, dan sungai sambil menikmati, meresapi arti dan isi alam dan merenungkan arti kehidupan.
Ada beberapa prinsip atau kriteria dalam mencintai alam:
- Mengagumi, menyayangi, dan menyayangi alam,
- Menjaga, memelihara, mempertahankan, serta memperbaiki alam,
- Memanfaatkan, mengambil makanan dan hasil yang dibutuhkan dari alam dengan tidak meninggalkan jejak negatif,
- Menyadari, menghayati, dan mengamalkan sepenuhnya kerja antar sesama komponen alam yang saling bergantung.
Klasifikasi pecinta alam berdasarkan tujuan :
- Kelompok yang interest atau yang lebih berorientasi kepada kegiatan adventures,
- Kelompok yang hanya ingin mencari teman atau tempat untuk nongkrong,
- Kelompok yang interest pada keorganisasian,
- Kelompok yang interest pada lingkungan hidup
B. ORGANISASI PECINTA ALAM
Setelah menyepakati tindakan
mencintai alam tidak terlalu sulit mengatakan siapa pecinta alam dan
seharusnya organisasi pecinta alam adalah organisasi yang menghimpun
para pencinta alam sebagai anggotanya.
Secara umum organisasi adalah
sejumlah orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sejumlah
orang berarti lebih dari satu orang atau individu. Sedangkan untuk
bekerja sama sejumlah orang tersebut harus ada aturan mainnya agar
tujuan dapat tercapai dengan baik. Aturan main tersebut ada yang
tertulis dan ada yang tidak tertulis.
Persyaratan yang paling harus dipenuhi oleh suatu organisasi :
- Berdasarkan Pancasila,
- Menjadikan Kode Etik Pecinta Alam sebagai landasan hubungan,
- Tujuan tidak bertentangan dengan Perundangan-undangan yang ada,
- Ada alamat jelas, dan mudah dihubungi,
- Jumlah anggota idealnya adalah 20 orang,
- Ada AD/ARTnya (AD: anggaran dasar/ART:anggaran rumah tangga)
- Ada nama jelas dan tidak mengundang masalah dari pihak lain,
- Ada lambang organisasi(bendera, stampel, badge dan perlengkapan lain)
- Tidak merupakan anak atau menjadi bawahan salah satu organisasi politik
- Ada pengakuan dari pihak lain/luar (Akta atau ijin)
Tujuan dari berorganisasi di pecinta alam mencakup tiga hal:
- Memupuk patriotisme yang sehat dikalangan anggotanya. Hal ini dapat dicapai dengan dapat beradaptasi dengan alam masyarakat atau rakyat kebanyakan. Memang tekad yang mendasari pendirian organisasinya ini adalah suatu keyakinan bahwa patriotisme yang sehat tidak mungkin timbul dari slogan-slogan, indoktrinasi atau poster-poster. Patriotisme yang sehat hanyalah mungkin dibina atas partisipasi yang aktif dari seseorang melalui hidup di tengah-tengah alam dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
- Mendidik para anggotanya baik mental maupun fisik. Di sini juga ditekankan aspek edukasi tanah air secara aktif dekat.
- Mencapai semangat gotong-royong dan kesadaran sosial.
C. KODE ETIK PECINTA ALAM
Pecinta Alam Indonesia sadar
sepenuhnya bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Pecinta Alam Indonesia juga sadar bahwa dirinya merupakan bagian dari
masyarakat Indonesia yang mempunyai tanggung jawab terhadap Tuhan,
Bangsa, dan Tanah air. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap
Pecinta Alam adalah saudara, sebagai makhluk yang mencintai alam,
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Sesuai dengan hakikat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan sebagai berikut :
- Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa,
- Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sesuai dengan batas kebutuhan,
- Mengabdi kepada bangsa dan tanah air,
- Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar,
- Berusaha mempererat tali persaudraan antar Pecinta Alam sesuai dengan asas Pecinta Alam.
- Berusaha saling mencintai, serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian Tuhan, bangsa, dan Negara.
- Selesai.
Disahkan Dalam
Forum Gladian Nasional ke IV Ujung Pandang
Tanggal 29 Januari 1974 Pukul 01.00 WITA
1. LATAR BELAKANG KODE ETIK PECINTA ALAM
Pecinta
alam sangat komplek dan sangat sulit untuk diberi batasan
pengertiannya. Aspek yang dapat dilihat dalam pembicaraan tentang
pecinta alam yaitu tentang organisasinya, anggotanya, kegiatannya
pelaksanannya, dll. Tentang individu pecinta alam, apa kriterianya,
siapa yang disebut pecinta alam dan masih banyak persoalan yang timbul.
Banyak diskusi, musyawarah serta pertemuan-pertemuan nasional yang
bermuara pada kesadaran bahwa serba-serbi pecinta alam itu unik dan
menarik, menantang serta merangsang. Kesadaran itu menjadi keinginan
yang dapat menggerakkan kebersamaan dan keserasian. Wujud keinginan
tersebut berawal dari Forum Gladian Nasional III di Pantai Carita Jawa
Barat tahun 1972. Karena keterbatasan waktu dalam forum itu menyebabkan
tidak semua pertanyaan bisa terjawab. Namun PALAJAYA (Pecinta Alam
Jakarta Raya), sebagai pelaksana forum tersebut mendapat mandate atau
tugas untuk menyusun norma-norma sehingga dapat menjawab semua tantangan
tersebut. Norma yang diharapkan tak kunjung muncul, penampilan bagai
tak berujung. Namun penantian itu berakhir di Ujung Pandang dalam Forum
Gladian IV tepatnya pada pukul 00.15 WITA, di pulau Khayangan, palu
diketukkan sebagai akhir penantian dan sekaligus sebagai Kode Etik
Pecinta Alam Indonesia.
2. JANGKAUAN KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA
KEPA
(Kode Etik Pecinta Alam) Indonesia diharapkan dapat menjawab setiap
pertanyaan tentang pecinta alam Indonesia hubungannya antar PA (Pecinta
Alam) Indonesia demikian luas dan umum, meskipun ada sebagian dari itu
yang hanya mengambil spesialisasi (seperti khusus memanjat tebing,
menyusur goa mendaki gunung,dll). Disini KEPAI ( diharapkan dapat
memnjebatani hubungan antar individu pecinta alam Indonesia,
menyelaraskan hubungan konsepsional maupun operasional antar kelompok
spesialisasi, dll. KEPAI juga diharapkan dapat menjadi salah asatu alat
pemersatu agar PA Indonesia tidak terjebak dalam kesempitan pandangan
dan penalaran yang dapat mengadu domba, memecah belah antar sesama.
Demikian luas jangkauan KEPAI, tidak dibatasi oleh usia, suku bangsa,
ras, agama, kelompok, golongan.
3. MAKNA YANG TERSIRAT DALAM FORMULASI KEPAI
Bila disimak lebih cermat, kata demi kata, kalimat demi kalimat maka KEPAI dapat bermakna sebagai berikut.
- Keinginan luhur dari para PA, yaitu keinginan yang dilandasi pada suatu kedalaman penghayatan arti hidup dan kehidupan manusia,
- Kesadaran akan hakiki PA itu sendiri, PA menyadari bahwa alam adalah ciptaan Tuhan. Alam diciptakan untuk ditaklukkan, dilukai, tetapi alamdiciptakan untuk keselamatan manusia itu sendiri. Terpeliharanya alam, lestarinya alam tergantung dari kesadaran manusia itu sendiri. Juga bencana dan kehancuran alam sangat banyak peran manusia yang terlibat di dalamnya. Kandungan makna KEPAI tentang keteladanan dan tuntunan ada dua, yaitu.
Tuntunan hubungan yang vertical
Manusia
meyakini Tuhan YME sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta, kedudukannya jauh
lebih tinggi dari segenap makhluk yang diciptakan-Nya. KEPAI mengakui
bahwa manusia sebagai khalifah filardi, sebagai wakil Tuhan di bumi.
Alam sangat bergantung pada manusia, karena bila alam sudah tersentuh
manusia mak ia akan menggantungkan pada menusia, sepanjang di bumi ada
manusia, maka dia berhak mendapatkan kesejahteraan yang di topang oleh
ala mini. Generasi kita harus menyediakan dan menyisakan alam ini untuk
generasi yang mendatang.
Tuntunan hubungan yang horizontal
KEPAI
menuntun hubungan manusia dengan manusia, menusia dengan alam
lingkungan sesama ciptaan tuhan. Pernyataan kesadaran manusia dalam
KEPAI mengandung makna saling menghargai sesama manusia sesuai dengan
harkat dan martabat di sisi Tuhan. Saling menghargai demi terciptanya
kerukunan dalam kebersamaan yang serasi, selaras, seimbang, sesuai
dengan hakikat diri masing-masing. KEPAI yang akan memanfaatkan alam
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan tanpa memaksakan kehendak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar